Cari Blog Ini

11 Januari 2021

Tradisi Ngerebeg di Desa Tegallalang, Simbol Keharmonisan Antara Manusia dengan Makhluk Halus.

Tradisi Ngerebeg Di Desa Tegallalang, Gianyar, Bali 

Berbicara soal Wisata Budaya di Bali memang tidak ada habisnya, di seluruh daerah di Bali memiliki Seni Budaya dan Tradisinya masing-masing yang tentunya memiliki keunikan tersendiri, salah satu contohnya yaitu Tradisi Ngerebeg yang terdapat di Desa Tegallalang, Gianyar ini.

Ngerebeg merupakan sebuah tradisin turun temurun yang bisa dibilang sangat unik dan sakral. Pelaksanaan tradisi ini berupa anak-anak sampai remaja laki-laki  yang mengecat seluruh tubuh mereka dengan cat beraneka warna dan juga menggunakan pernak-pernik agar terlihat seram dan menakutkan.


Tradisi Ngerebeg dilaksanakan setiap 6 bulan sekali pada hari Buda Kliwon Pahang atau hari Pegat Uwakan yang bertepatan dengan piodalan di Pura Duur Bingin, Desa Tegallalang, Gianyar Bali. Tradisi unik ini, diikuti ratusan anak-anak dari 7 banjar di Desa Tegallalang.

Makna dan Tujuan

Adapun tujuan tradisi ini dilaksanakan sebagai upaya masyarakat untuk memohon keselamatan dan perlindungan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar terhindar dari marabahaya. Diceritakan, pada zaman kerajaan Ida Dalem Ketut Segara dan Ida Dalem Dimade, dikisahkan raja memiliki 288 parekan atau anak buah yang berwujud wong samar. Konon, setiap menjelang piodalan di Pura Duurbingin, para wong samar ini tedun atau turun dan ingin berkeliling desa.

 Oleh sebab itu wajah-wajah seram peserta tradisi Ngerebeg tersebut adalah merupakan simbol dan wujud dari makhluk halus yang disebut wong samar yang biasanya suka mengganggu anak-anak, serta tujuan tradisi ini tidak lain adalah untuk memberikan persembahan dan tempat bagi wong samar agar bisa hidup berdampingan dengan manusia.

Rangkaian Upacara 

Tradisi Ngerebeg yang biasanya dimulai sekitar pukul 11.00 wita dan bertitik kumpul di utamaning mandala Pura Duur Bingin. Rangkaian Tradisi ini diawali dengan persembahyangan bersama lalu nunas pica (makanan) yang dilakukan dengan cara megibung atau makan secara bersama sama di areal Pura Duur Bingin. Selanjutnya anak-anak dengan tubuh warna warni dan beragam hiasan itu diperciki tirta suci lalu membawa berbagai hiasan dari pelepah busung (janur) dan pelepah daun jaka (aren), juga lelontek, kober (bendera suci), dan penjor

Lokasi Tradisi Ngerebeg ini secara akurat dapat dilihat dibawah

:

Gambelan baleganjur sudah menghentak, para peserta sudah berbaris rapi di depan PuraSelanjutnya anak anak itu berjalan kaki sejauh 8 sampai 10 km mengelilingi Desa Tegallalang. Tidak ada rasa lelah diantara mereka, panas terik dan keringat put tidak jadi halangan karena dalam perjalanan semuanya bersenda gurau dan semangat mengikuti rangkaian tradisi ini.

Sepanjang Perjalanan para peserta selalu sembahyang di setiap pura yang di lewati, dan titik akhir dari rangkaian ritual ini adalah di Pura Taman Beji. Setelah proses atau tradisi Ngerebeg selesai, para peserta melakukan penglukatan di Pura Taman Baji, guna menghilangkan cat yang melumuri tubuh mereka untuk mengembalikan identitas diri mereka sebagai manusia kembali.

Kita dapat mengambil kesimpulan, walaupun tampilan mereka dibuat seram dengan riasan seadanya, namun makna filosofinya sangat tinggi, bagaimana manusia bisa menjaga keharmonisan dengan makhluk sekitarnya termasuk juga dengan wong samar (makhluk halus).

Nah, Jadi bagi kalian para wisatawan yang liburan ke bali dan kebetulan bertepatan dengan diadakannya tradisi Ngerebeg ini, maka kalian wajib untuk menyaksikan tradisi ini secara langsung, karena selain Persawahan terasering yang indah, Tegallalang juga mempunyai tradisi turun temurun yang sangat unik dan pastinya menarik.

Jika ingin menyaksikan Tradisi ini disarankan untuk para wisatawan agar membawa sepeda motor karena selain lebih mudah, akses mobil dan parkir mobil di lokasi lumayan sulit saat tradisi Ngerebeg ini berlangsung. Dan bagi wisatawan yang datang ke lokasi tidak dipungut biaya apa-apa, wisatawan dapat menyaksikan tradisi ini secara bebas tetapi tetap menjaga kesopanan dan tata krama di lokasi. Pakaian yang digunakan yaitu pakaian adat ringan seperti cukup menggunakan kamben atau sarung. Dan bagi wisatawan yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan untuk memasuki areal Pura

 Rangkaian Jadwal Upacara Ngerebeg :

Kegiatan

Waktu

Sembahyang bersama di Pura Duur Bingin, Tegallalang.

10.30 – 11.00

Magibung atau makan bersama-sama.

11.00 – 11.30

Nunas air suci atau tirta.

11.30 – 11.45

Upacara dimulai.

12.00 – 14.00

Upacara Selesai dan Melukat di Pura Taman Beji.

14.00 - Selesai





Untuk informasi mengenai Tradisi Ngerebeg ini disarankan untuk menghubungi Jero Bendesa Desa Adat Tegallalang agar tidak ketinggalan informasi mengenai pelaksanaan Upacara Ngerebeg ini :

I Made Jaya Kusuma : 081 234 388 091
Gmail : madejayakusumatgll@gmail.com
Kode Pos 80561


2 komentar: